Rabu, 08 Februari 2012

Shalat dan Puasa Agar Dicintai Seseorang


Tanya: dari +628574366XXX : Asslamualaikum. Pak ustad saya mau tny nich, klo qt tirakat.mislny shlt mlm truz puasa gitu agr seseorg tu kmbali suka sma qt, dosa ga? Hukumny apa, atz jwbnNy trimaksh. Jawab: Berdasarkan realitas Islam yakni : هُوَ الدِّيْنُ الَّذِيْ اَنْزَلَهُ اللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِتَنْظِيْمِ عَلاَقَاتِ الإِنْسَانِ بِخَالِقِهِ وَهِيَ تَشْمُلُ الْعَقَائِدَ وَالْعِبَادَاتِ وَعَلاَقَاتِهِ بِنَفْسِهِ وَهِيَ تَشْمُلُ الأَخْلاَقَ وَالْمَطْعُوْمَاتِ وَالْمَلْبُوْسَاتِ وَعَلاَقَاتِهِ بِغَيْرِهِ مِنْ بَنِيْ الإِنْسَانِ وَهِيَ تَشْمُلُ الْمُعَامَلاَتِ وَالْعُقُوْبَاتِ Adalah Din yang Allah SWT turunkan kepada Sayyidina Muhammad saw untuk mengatur interaksi manusia dengan Khaliqnya yang mencakup aqidah dan ibadah, dan interaksinya dengan dirinya sendiri yang mencakup akhlaq, makanan dan pakaian, serta interaksinya dengan sesama manusia yang mencakup muamalat dan uqubat Jelas bahwa ibadah adalah aturan main Islam untuk mengatur interaksi manusia dengan Allah SWT Khaliq mereka dan sudah dapat dipastikan bahwa shalat dan shaum adalah bagian dari ibadah tersebut. Sehingga dalam pelaksanaannya, baik shalat maupun shaum wajib diawali oleh kesadaran hubungan manusia dengan Allah SWT : اِدْرَاكُ الإِنْسَانِ صِلَتَهُمْ بِاللهِ تَعَالَى. Praktik riil kesadaran hubungan tersebut adalah ditunjukkan oleh dalil niyat dan dalil shaum serta dalil shalat sebagai berikut : عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْعَمَلُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِامْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ (رواه البخاري) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه البخاري) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (رواه البخاري) Jadi jika shalat atau shaum dilaksanakan tidak diawali dengan اِدْرَاكُ الإِنْسَانِ صِلَتَهُمْ بِاللهِ تَعَالَى yakni tidak didasarkan kepada إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا, maka dipastikan tidak sah sehingga tidak akan diterima oleh Allah SWT, dan jika shalatnya adalah wajib yang lima waktu serta shaumnya adalah shaum wajib, tentu saja selain tidak akan diterima juga berdosa karena telah meninggalkan kewajiban. [Ust. Ir. Abdul Halim]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar