Rabu, 08 Februari 2012

Kelangkaan Ulama yang Mengerti Ekonomi


Kelangkaan Ulama yang Mengerti Ekonomi dari +628572632XXX : knp ulama2 skrg bnyk yg tdk mengerti masalah ekonomi ummat ? Jawab: Realitas ini adalah bukti tak terbantahkan dari keberhasilan aqidah bathilah Sekularisme menggantikan secara utuh aqidah Islamiyah, sehingga kedudukan ideologi Islam pun tergantikan 100 persen oleh ideologi Kapitalisme Sekularistik. Sekularisme mewajibkan memisahkan urusan keagamaan yakni hubungan manusia dengan Tuhannya dari urusan publik yakni urusan politik dan negara : give the God his rights and give the Emperor his rights too. Sekularisme muncul lalu mendasari peristiwa Revolusi Perancis pada 14 Juli 1789, sehingga sampai kini telah berumur 222 tahun dan telah menjadi asas pemikiran sekaligus kehidupan umat Islam paling tidak sejak 3 Maret 1924 alias 87 tahun lebih 9 bulan. Tentu saja perjalanan waktu yang hampir satu abad tersebut sudah cukup untuk menjadikan Sekularisme sebagai perkara yang bersifat final bagi umat Islam (قَنَاعَتُهُمْ) sehingga apa pun yang dititahkannya dipastikan akan ditaati oleh mereka. Akhirnya umat Islam memposisikan Islam tiada lain tiada bukan hanya sebatas rukun Islam lima yang notabene itu hanyalah aturan main hubungan mereka dengan Allah SWT dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan muamalah dan uqubat. Padahal muamalah adalah aturan main dalam Islam yang mengatur interaksi sesama manusia yang tentu saja di dalamnya ada sistem perekonomian dalam Islam. Sekali lagi, inilah penyebab utama mengapa banyak sekali ulama Islam yang sangat tidak paham terhadap sistem perekonomian dalam Islam dan realitas itu sangat terbukti dari sepak terjang mereka yang justru “merestui” kemunculan dan keberadaan berbagai lembaga keuangan (bank maupun non bank) yang berembel-embel syariah daripada berupaya keras dan sungguh-sungguh untuk mengembalikan sistem perekonomian Islami yang diberlakukan dalam wadah pelaksanaan Khilafah Islamiyah. Bahkan lebih mengerikan lagi dari itu adalah hampir 100 juta orang umat Islam Indonesia menolak mentah-mentah pemikiran untuk menegakkan kembali Khilafah Islamiyah, sekaligus memerangi siapa pun orangnya yang mengusung serta memperjuangkan pemikiran tersebut. Rasulullah saw menyatakan : إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْزِعُ الْعِلْمَ بَعْدَ أَنْ أَعْطَاكُمُوهُ انْتِزَاعًا وَلَكِنْ يَنْتَزِعُهُ مِنْهُمْ مَعَ قَبْضِ الْعُلَمَاءِ بِعِلْمِهِمْ فَيَبْقَى نَاسٌ جُهَّالٌ يُسْتَفْتَوْنَ فَيُفْتُونَ بِرَأْيِهِمْ فَيُضِلُّونَ وَيَضِلُّونَ (رواه البخاري) Sungguh Allah tidak akan mengambil lagi ilmu begitu saja setelah Dia berikan ilmu itu kepada kalian, tetapi Dia akan mengambilnya bersamaan dengan mengambil para ulama berikut ilmu mereka sehingga yang tersisa adalah manusia sangat bodoh yang akan dimintai fatwa lalu mereka akan berfatwa berdasarkan semata pemikiran mereka (tanpa dasar ilmu), maka mereka menyesatkan orang lain dan diri mereka juga sesat. (HR Bukhari) إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا (رواه البخاري) Sungguh Allah tidak akan mengambil ilmu begitu saja dari manusia tetapi Dia akan mengambil ilmu seiring dengan mengambil para ulama hingga saat tidak ada lagi seorang pun yang berilmu, pastilah manusia menjadikan para pemuka sangat bodoh sebagai penggantinya, lalu mereka ditanya maka mereka pun memberikan fatwa tanpa ilmu, sehingga mereka sendiri sesat dan menyesatkan. (HR Bukhari) [Ust. Ir. Abdul Halim] Sumber:Mediaislam.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar